Monday 20 July 2009

Peradaban Indian Amerika Utara Dalam Atlas Al Qur'an

Peradaban di Amerika Utara

Peradaban ini adalah sebuah peradaban yang hidup sebelum hingga awal kedatangan bangsa Eropa yang dipimpin oleh Colombus pada abad ke-15 kedaratan benua baru (Amerika). Peradaban inilah yang popular dengan nama bangsa Indian yang berjumlah sangat banyak dalam suku bangsa. Bangsa ini tersebar dari wilayah Amerika Utara (Amerika Serikat dan Canada) hingga ke Amerika Latin (dari Mexico hingga ke Argentina). Banyak para ahli yang berpendapat bahwa bangsa ini berasal dari daratan benua Asia yakni Siberia dan Asia Tengah termasuk Mongolia pada masa zaman es masih menutupi selat Bering yang memisahkan benua Asia dengan benua Amerika di Alaska. Suku bangsa Indian yang masih mendiami wilayah yang beriklim selalu bersalju itu adalah suku bangsa Inuit (Canada), Eskimo. Mereka mencari penghidupannya dengan menangkap ikan pada lubang-lubang yang dibuatnya dibawah bongkahan es dari sebuah danau atau air laut yang membeku. Hingga sekarang bangsa ini masih eksis di wilayah-wilayah Negara Amerika Serikat tersebut. Dan Mereka hidup bebas sebagaimana bangsa Eropa yang mendiami wilayah Negara Amerika Serikat ini. Mereka juga mendapat perlakuan yang layak sebagai warga Negara yang setaraf dengan warga lain dari bangsa kulit putih. Disaat Presiden ke-16 Amerika Serikat berkuasa yakni antara tahun 1809 hingga 1865. Ia adalah salah satu presiden terbesar Amerika Serikat. Pada masanya lah diproklamirkan adanya kesamaan ras dan suku bangsa serta penghapusan perbudakkan yang dideklarasikan pada tanggal 1 Januari 1863.

“Lincoln, Abraham (1809-1865), 16th president of the United States (1861-1865) and one of the great leaders in American history.”[1]

“Emancipation Proclamation, proclamation issued by Abraham Lincoln on January 1, 1863”.[2]

Di Amerika serikat sendiri peradaban bangsa Indian ini memiliki banyak suku bangsa diantaranya dapat kita lihat pada gambar berikut ini:

Pada gambar diatas dapat kita lihat bahwa daerah dengan coklat tua( Northeast), coklat susu (Great Plains), Pink Tua (Great Basin) serta Orange tua (California) adalah sebahagian besar wilayah Amerika serikat dan dilalui oleh koordinat 410 yang dapat juga kita katakan melewati Negara-negara bagian Amerika Serikat yakni New Jersey, Pennsylvania, Ohio, Indiana, Illinois, Iowa, Nebraska, Colorado, Wyoming, Utah, Nevada, dan California. Pada wilayah besar ini pula berdiam berbagai suku bangsa Indian yang hidup bebas pada tenda-tenda yang mereka buat dan sedikit dari mereka yang sempat membuat pemukiman pada Pueblo-pueblo di lereng sebuah bukit batu yang besar atau dibuat dari campuran tanah dan mereka kurang memperhatikan sistim pemerintahan seperti suku bangsa Indian yang berada di wilayah Amerika Latin (Selatan) yang lebih berperadaban dan memiliki sistim pemerintahan yang kuat dan besar. Dalam kepercayaan mereka juga mengadakan perayaan yang berhubungan dengan agama yang mereka anut. Banyak sekali perayaan yang dilakukan pada bangsa Indian di Amerika Utara ini dan salah satunya adalah Tarian Matahari (Sun Dance) [3]. Tarian ini tidak berkembang lagi di Amerika Serikat karena semenjak tahun 1881 pemerintah menyatakan tarian ini sebagai tarian yang “Tidak bermoral dan barbar” hingga di tahun 1941 salah seorang tokoh bangsa Indian yakni John Truhujo memperkenalkan kembali tarian ini.

Itulah sekelumit fakta-fakta sejarah yang menggambarkan eksistensi bangsa-bangsa yang memiliki hubungan keyakinan mereka dengan Matahari sebagai sebuah sembahan. Dari beberapa fakta diatas terdapat satu fakta yang menggambarkan situasi terkini dari Negeri Jepang yang masih memiliki tradisi keagamaan Shinto sebagai sebuah keyakinan Jepang. Dari fakta tersebut dapat kembali kita lihat fakta pada ayat-ayat suci Al Qur’an yang memberikan kepada kita realita ayat yang jelas dan tegas tentang bangsa-bangsa yang menjadikan Matahari, Bulan sebagai sembahan. Ayat tersebut dapat kembali kita lihat seperti dibawah ini:

Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.”

(Fushilat (41) : 37)

Hal ini kembali juga mengingatkan kepada kita tentang kisah pencarian eksistensi Tuhan bagi Nabiullah Ibrahim AS sebagaimana dapat kita lihat dapat ayat Al Qur’an berikut ini:

“ Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.”

“ Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: Saya tidak suka kepada yang tenggelam".

“ Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".

“ Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

“ Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.”

“ Dan dia dibantah oleh kaumnya. Dia berkata: Apakah kamu hendak membantahku tentang Allah, padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku. Dan aku tidak takut kepada (malapetaka dari) sembahan-sembahan yang kamu persekutukan dengan Allah, kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu (dari malapetaka) itu. Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya)?”

(Al An ‘aam (6) : 75-80)

Itulah hidayah yang didapatkan oleh Nabiullah Ibrahim AS sebagai sebuah Hujjah serta peringatan bagi kaumnya yang ketika itu adalah bangsa Babylonia. Negeri tempat bangsa Nabi Ibrahim tersebut jelas merupakan suatu daerah tempat terbit matahari yang nampak dengan jelas dan terang. Sehingga mereka juga menjadikan Matahari sebagai sembahan. Wallahu ‘Alam Bishowab.



[1] Lincoln, Abraham, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[2] Emancipation Proclamation, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[3] Sun Dance, religious ceremony performed by Native Americans of the Plains tribes of North America in veneration of the sun. Lasting up to 12 days and held in summer, the ceremony involves sacred objects and sometimes includes voluntary self-laceration or torture. In 1881 the United States government prohibited the Sun Dance, labeling it “demoralizing and barbarous.” The ceremony continued to be practiced in secret, however, and in 1941 Shoshone Sun Dance leader John Truhujo reintroduced the dance to the Crow peoples. Although the ceremony traditionally belongs to the spiritual heritage of the Plains peoples, it has become an inspiration for traditionalist movements among non-Plains Native Americans as well. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Peradaban Mesopotamia Dalam Atlas Al Qur'an

Peradaban Mesopotamia

Peradaban Mesopotamia adalah salah satu peradaban tertua di muka bumi. Peradaban ini mengilhami banyak peradaban-peradaban selanjutnya, setelah mereka. Kawasan Mesopotamia ini telah memunculkan peradaban-peradaban seperti Babilonia, Assyria, Sumeria. Bangsa Sumeria adalah bangsa yang pertama kali membangun peradaban di kawasan ini sekitar 3500 tahun sebelum masehi serta menjadi negeri dengan pembangunan kota pertamanya. Hal ini dapat ditandai dengan banyaknya situs-situs purbakala yang bertebaran disepanjang kedua sungai yang membelah kawasan ini yakni sungai Tigris dan sungai eufrat.[1]

Pada masa ini banyak sekali Allah SWT turunkan para nabi-Nya, seperti contoh Nabiullah Ibrahim AS, Nabiullah Luth AS, Nabiullah Ismail AS, Nabiullah Ishak AS serta para nabi sesudahnya. Ketika Nabi Ibrahim AS masih berada di Babylonia (negeri matahari terbit) beliau pernah berucap seperti yang tertera di dalam kitab suci Al Qur’an sebagai berikut:

“Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.”

(Al An’aam (6) : 78)

Pada masa ini juga di kawasan Mesir berkembang juga peradaban tertua yakni peradaban Mesir yang dipimpin oleh para Paraokh atau Fir’aun dalam literature Islam. Pada masa ini negeri Babylonia dipimpin oleh seorang raja yang bernama Namruj, yang masih menyembah patung-patung. Kisah perjuangan dakwah Nabiullah Ibrahim AS ini banyak kita temukan dalam ayat Suci Al Qur’an seperti dalam ayat Al Qur’an berikut ini:

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim.”

(Al Baqarah (2) : 258)

Itulah keberadaan Nabi Ibrahim pada wilayah Mesopotamia yakni negeri Babylonia pada masa pemerintahan Raja Namrudz.



[1] Cradle of Civilization Known as the “cradle of civilization,” Mesopotamia served as the site for some of the world’s earliest settlements. Named after the Greek word meaning “between the rivers,” Mesopotamia occupied the area between the Tigris and Euphrates rivers that now constitutes the greater part of Iraq. The Sumerian civilization, which began in the region in about 3500 bc, built a canal system and the world’s first cities.© Microsoft Corporation. All Rights Reserved. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Pada perkembangan selanjutnya diketahui pula bahwa Kerajaan Babilonia menjadi salah satu peradaban pertama dimuka bumi yang berkembang semenjak abad ke-18 hingga abad ke 6 sebelum masehi[1]. Babylonia (dalam bahasa Babylonia Bābili, “Tembok dari Tuhan”, dalam bahasa Persia Tua yakni Babirush), merupakan kota pada masa lalu dari Mesopotamia, yang lazim dikenal sebagai Sumer dan kemudian dikenal dengan Sumer dan Akkad, yang terletak antara Sungai Tigris dan Sungai Euphrates, dibagian selatan dari kota modern Bagdad, Iraq sekarang.

“Babylonia (Babylonian Bābili,”gate of God”; Old Persian Babirush), ancient country of Mesopotamia, known originally as Sumer and later as Sumer and Akkad, lying between the Tigris and Euphrates rivers, south of modern Baghdād, Iraq.”[2]

serta memiliki banyak peninggalan-peninggalan yang mencenggangkan dunia, seperti istana tergantungnya[3] yang dibangun pada masa pemerintahan raja Nebuchadnezzar II serta sistim pemerintahannya yang baik dan besar. [4]Kerajaan ini juga menghimpun kedua sungai besar yang membelah negeri ini yakni Tigris dan Eufrat, yang menjadi pusat perhatian bangsa ini dalam bidang pertanian, perhubungan, pertambangan serta dalam keyakinan mereka tak terlepas dari kedua sungai ini. Keberadaan sungai ini telah terkenal hingga ke Yunanii dan Romawi pada masa belakangan. Semasa peradaban bangsa Babylonia inilah hidup Nabiullah Ibrahim as serta memberikan peringatan-peringatan kepada salah seorang rajanya yakni Namruj yang namanya hingga kini masih dikenal sebagai sebuah kota yang ada di Turki. Pada kira-kira tahun 1000-612 sebelum masehi adalah masa pembangunan besar-besaran pada negeri Assyria Baru yakni pada masa pemerintahan Ashurnasirpal II (883-859 BC) di kota Nemrud ini.[5]



[1] The Babylonian civilization, which endured from the 18th until the 6th century bc Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[2] Babylonia, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[3] Hanging Gardens of Babylon

This hand-colored engraving by 16th century Dutch artist Maarten van Heemskerck depicts the Hanging Gardens of Babylon, one of the Seven Wonders of the World. Technically, the gardens did not hang, but grew on the roofs and terraces of the royal palace in Babylon. Nebuchadnezzar II, the Chaldean king, probably built the gardens in about 600 bc as a consolation to his Median wife who missed the natural surroundings of her homeland.Encarta EncyclopediaTHE BETTMANN ARCHIVE Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[4] Kingdom of Babylonia

Babylonia was one of the first civilizations in the world. It formed around the region where the Tigris and Euphrates rivers flow in relatively parallel courses toward the Persian Gulf. The region is also part of what is known as the Fertile Crescent, so named because the people who lived in this crescent-shaped area developed rich, irrigated farmlands.Encarta Encyclopedia© Microsoft Corporation. All Rights Reserved Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[5] The first of the great late Assyrian kings was Ashurnasirpal II (reigned 883-859 bc), who built at Nimrud (ancient Kalhu or Calah of the Bible). The walls of Nimrud encompassed an area of about 360 hectares (890 acres) which included the citadel, with the main royal buildings like his Northwest Palace, which was decorated with relief sculptures. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Berarti Nabi Ibrahim AS hidup pada masa sebelum pembangunan kota Nimrud tersebut, karena pemberian nama sesuatu tempat biasanya diberikan kepada seseorang untuk mengenangnya karena jasa-jasanya atau karena memang ia pernah berkuasa selama ia masih hidup dan ketika ia sudah meninggal dunia maka diberikan namanya kepada nama-nama tempat pada suatu kota atau negeri. Negeri Babylonia yang terletak antara Sungai Tigris dan Sungai Euphrates ini adalah sebuah kota yang sangat maju pada wilayah Timur. Menandingi kemasyuran kota-kota tua di wilayah Barat yakni kota-kota tua di Yunani dan kota-kota tua di wilayah Benua Afrika yakni kota-kota tua seperti Heliopolis, Memphis dan kota-kota lainnya di negeri Mesir tersebut. Sungai Tigris yang masih mengalir hingga sekarang.

Dalam mitologi, kawasan Mesopotamia ini juga mengenal adanya banyak dewa-dewa yang mereka jadikan sembahan dan tuhan-tuhan mereka salah satunya mereka juga mengenal adanya Dewa-dewa Matahari sepertii Dewa Matahari Shamash, yakni dewa matahari pada negeri babylonia. Negeri Assyria juga memiliki peninggalan berupa kuil Matahari yang dibangun pada masa belakangan setelah negeri ini dikuasai oleh Imperium Romawi pada abad ke-1 sebelum masehi. Kuil yang terletak di Palmyra[1] daerah pada wilayah Syria sekarang (yang disebut sebagai negeri Syam). Negeri Syams ini adalah istilah yang sangat terkenal hingga di zaman Rasulullah SAW masih hidup. Rasulullah SAW mengadakan perjalanan dagang yang sangat jauh dari Mekkah ke negeri Syams ini untuk mengadakan perdagangan. Negeri Syams (Matahari) ini jelas sebagai sebuah istilah yang sejak dahulu diberikan pada wilayah luas ini karena disini terdapat banyak kuil-kuil yang melambangkan Dewa Matahari. Terdapat sebuah kuil yang terkenal di wilayah Syams ini, karena ditempat inilah dilakukan penyembahan terhadap matahari. Gambar salah satu kuil terkenal di wilayah Syams yakni kuil Palmyra. Selain Kuil Matahari di Palmyra ini terdapat juga beberapa buah lokasi yang merupakan pusat penyembahan Dewa Matahari yakni di kota Hom dan di lembah Bekáa atau Al Biqā‘, yang pada kedua lokasi ini terdapat peninggalan kuil Matahari seperti tulisan-tulisan berikut ini:

Bekáa Valley or Al Biqā‘, fertile valley in Lebanon and Syria, located about 30 km (about 19 mi) east of Beirut. Bekáa Valley is situated between the Lebanon Mountains to the west and the Anti-Lebanon Mountains to the east.”

“The most noted historic site in the valley is Baalbek, an ancient city named for the Canaanite god Baal. Baalbek has impressive Roman ruins, including temples to Bacchus, Jupiter, Venus, and the sun.”[2]

Di dalam kitab Suci Al Qur’an jelas tertulis tentang penyembahan Ba’l yakni Dewa yang terdapat pada lembah Bekáa dalam Surat 37 (Ash Shaffat) ayat 125 yang berbunyi sebagai berikut:

“ Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta,”

(Ash Shaffat (37) : 125)

Dalam ayat diatas jelas terlihat oleh kita bahwa pada lembah Al Biqā tersebut terdapat kuil yang melambangkan tuhan dari bangsa Phunicia, seperti dalam tulisan dari Tafsir Al Qur’an Departemen Agama RI erikut ini:

“Ba’l adalah nama salah satu berhala dari orang Phunicia.”[3]

Sekarang marilah kita lihat peta lokasi lembah Bekáa yang terletak antara Lebanon dan Syria dalam peta berikut ini:



[1] Palmyra

The ancient city of Palmyra, located in what is now Syria, was a caravan station in the 1st century bc and became a major city-state of the Roman Empire in the 1st century ad. The ruins at Palmyra include the temple of the Sun (or Baal) and an impressive colonnade of nearly 1500 Corinthian columns. Shown here the forms of the Great Colonnade stand below Qalaat ibn Maan, a 17th century Arab castle. Encarta EncyclopediaCORBIS-BETTMANN/Charles and Josette Lenars Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[2] Bekáa Valley, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[3] Yayasan Penyelenggara Pentafsir / Pentafsir Al Qur’an, Al Qur’an Dan Terjemahnya, Khadim al Haramain asy Syarifain (Pelayan kedua Tanah Suci) Raja Fahd ibn ‘Abd al ‘Aziz Al Sa’ud, Saudi Arabia, 1971, 727.

Lembah Bekáa atau Al Biqā‘, sebuah lembah di Lebanon dan Syria, yakni sekitar 30 km dari Timur Beirut. Lembah Bekáa terletak antara dua buah Bukit yakni Pegunungan Lebanon dan Pegunungan Anti-Lebanon di sebelah timur. Dalam catatan sejarah yang penting tentang situs di lembah adalah Baalbek, sebuah kota tua yang melambangkan tuhan bangsa Canaanite yakni Dewa Baal. Baalbek adalah dalam masa pemerintahan Romawi yang meliputi kuil-kuil untuk Bacchus, Jupiter, Venus dan Dewa Matahari. Dalam sumber yang lain kita melihat bahwa bangsa yang memiliki tuhan Ba’al seperti keterangan diatas tidak saja bangsa Canaanite tetapi terdapat beberapa bangsa lain seperti bangsa Hebrew, Chaldean, Phoenician, dan Carthaginian yang masing-masing mereka menyebut Baal sebagai Baalbek, Ethbaal, Jezebel, Hasdrubal dan Hannibal.

“The name Baal was compounded with many Hebrew, Chaldean, Phoenician, and Carthaginian personal and place-names, such as Baalbek, Ethbaal, Jezebel, Hasdrubal, and Hannibal.”[1]

Bangsa Phunicia adalah bangsa yang diketahui sebagai penguasa bahagian Utara Canaanite pada tahun 1100 Sebelum Masehi. Orang-orang Phoenicia ini didalam bahasa Yunani disebut Phoinos, yang berarti “merah”. Adalah sebuah referensi bagi campuran warna merah dan hijau yang unik yang diproduksi oleh bangsa Phoenicia dari sejenis hewan laut Murex Seashell. Bangsa Phoenicia ini pembangun pertama kali jenis huruf dan sangat piawai dalam mengembangkan seni perkapalan, dan mereka mendominasi Laut Mediterania selama 400 hingga 450 tahun.

“By about 1100 bc the northern Canaanites became known as Phoenicians (from the Greek word phoinos, meaning “red,” a reference to the unique purple dye the Phoenicians produced from murex seashells). The Phoenicians developed the first alphabet and mastered the art of navigation, and they dominated the Mediterranean Sea trade for 400 to 450 years.”[2]

Dalam melakukan perjalanan hingga ke Libanon (sekarang) bangsa Phoenicia menggunakan kapal-kapal Dagang, yang merajai kawasan luas Lautan Mediterania jauh sebelum bangsa Romawi menguasai kawasan laut tersebut. Salah satu bentuk kapal-kapal pertama bangsa Phunicia yang telah menguasai Lautan Mediterania seperti dapat dilihat dalam gambar dibawah ini, mereka menguasai perdagangan di Laut Mediterania untuk Ratusan tahun hingga abad ke-5 Sebelum Masehi.

“Based in what is now Lebanon, the Phoenicians used merchant ships, such as the one pictured here, to dominate Mediterranean Sea trade for hundreds of years until about the 5th century bc.”[3]

Satu lagi peninggalan dari kuil Matahari dapat kita lihat pada sebuah kota bersejarah yakni kota Hom. Kota ini terletak di sebelah Barat Syria, didekat Sungai Orontes. Yang diketahui dalam sejarah masa lalu sebagai Emesa, kota yang memiliki sebuah kuil Dewa Matahari, yang dalam kekaisaran Romawi dikenal sebagai Heliogabalus, yang dikenal dalam masyarakat asli sebagai imş, yang bersamaan waktunya dengan seorang menteri. Kota ini dibuat oleh colonial Romawi dibawah kekuasaan Kaisar Caracalla di awal abad ke-3 masehi.

imş or Homs, city in western Syria, on the Orontes River. Known in antiquity as Emesa, the city had a temple to the sun god, in which the Roman emperor Heliogabalus, a native of imş, was at one time a priest. The town was made a Roman colony under Emperor Caracalla in the early part of the 3rd century.”[4]

Gambar salah satu sudut kota ini yang peninggalannya dapat kita saksikan dalam gambar sebuah bangunan bersejarah yang berupa kastil yang banyak terdapat di Negara-negara di Eropa dan bentuk kastil seperti ini juga terdapat di kota Hims, seperti pada gambar dibawah ini:

“Castle of the Knights

The medieval citadel known as the Castle of the Knights is near the Orontes River in imş, also known as Homs, Syria.”[5]

Gambar diatas adalah sebuah Kastil yang terletak di dekat Sungai Orontes, Syria di kota imş.

Peradaban selanjutnya setelah Assyria adalah peradaban Sumeria yang dalam mitologinya juga mengenal adanya berbagai dewa-dewa yang salah satunya adalah Dewa Matahari Utu .[6] Ketiga peradaban dengan dewa-dewa Mataharinya itu terletak sebahagian besar pada daerah Negara Iraq sekarang serta sebahagian negera Turki dan Syria. Jika kita kembali menyaksikan peta Negara tempat situs peradaban ketiga peradaban besar dalam wilayah Mesopotamia itu dapat kita lihat dalam peta berikut ini :



[1] Ba’al, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[2] Libanon (Country), Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[3] Libanon (Country), Encarta EncyclopediaCorbis Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[4] imş, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[5] Encarta EncyclopediaLeo de Wys, Inc./Jon Hicks Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[6] Next in importance to the creating deities were the three sky deities, Nanna, the god of the moon; Utu, the sun god; and Inanna, the queen of heaven. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Peta tersebut dilalui oleh koordinat 410 yakni pada bujurnya dan daerah tersebutlah yang menjadi letak peradaban Mesopotamia yang berkembang hingga ribuan tahun sampai datang peradaban Persia setelahnya. Kembali kita dihadapkan kepada suatu kenyataan bahwa daerah yang dilalui oleh kooedinat 410 diatas ternyata memiliki mitos penyembahan terhadap dewa Matahari dan ini menunjukkan lagi bagi kita bahwa kebenaran ayat al Qur’an pada surat 41 ayat 37 yang menyatakan bahwa kita tidak boleh menyembah Matahari, Bulan maupun Bintang tetapi hendaklah kita menyembah Allah SWT yang telah menciptakkannya. Sebagaimana yang telah kita terangkan pada halaman terdahulu. Hal ini jelas memberikan kenyataan bagi kita tentang bukti kebenaran kitab suci Al Qur’an tersebut.

Peradaban Yunani Dalam Atlas Al Qur'an

Peradaban Yunani

Peradaban Yunani adalah sebuah peradaban yang telah mencapai puncaknya semenjak millennium ke-3 sebelum masehi hingga abad ke-1 sebelum masehi. Yunani merajai perairan Mediterania sepanjang waktu tersebut disamping juga ada armada bangsa Phunicia yang juga disebut sebagai pelaut yang ulung dan pejelah bangsa-bangsa. Awal peradaban mereka telah memasuki Yunani dan ditemukan semenjak 50.000 tahun sebelum masehi yakni pada zaman batu. Teknologi pertanian memasuki Yunani yang berasal dari timur tengah semenjak 7000 tahun sebelum masehi.[1] Mereka unggul dalam bidang Filsafat, Arsirtektur, drama, pemerintahan dan ilmu pengetahuan.[2] Keunggulan dalam bidang-bidang tersebut telah mengilhami berbagai peradaban-peradaban setelahnya yakni dari Romawi hingga ke seluruh Eropa dan dunia. Ide pemerintahan mereka yang menggunakan system demokrasi telah dipakai oleh pemerintahan modern hingga sekarang. Mereka mengenal adanya pemerintahan yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat dengan adanya system perwakilan (senat). Pada negeri ini pula munculnya kegemaran manusia untuk melakukan pertandingan olah raga yang menjadi ajang pencapaian prestasi yakni Olympiade.

Yunani terbagi menjadi dua kekuatan yang senantiasa berseteru yakni kekuasaan Sparta dan Athena. Seperti dapat kita saksikan pada gambar diatas. Peta tersebut adalah peta Yunani pada abad ke-5 sebelum masehi yang dtandai oleh peperangan besar antara Sparta dan Athena pada tahun 431-404 sebelum masehi, yang disebut sebagai perang Peloponnesian. Hingga Yunani didominasi oleh kekuatan yang berasal dari Macedonia, yakni pada masa Alexander The Great berkuasa (359-323 Sebelum masehi).

Mitologi Yunani adalah kepercayaan yang telah turun temurun yang telah mengilhami banyak peradaban sesudahnya. Mereka juga mengenal banyak dewa-dewa sebagai penguasa alam semesta. Daftar nama-nama dewa-dewa dan dewi-dewi mereka dapat kita lihat pada daftar diatas. Mereka mengenal Dewa Matahari yang bernama Dewa Apollo sama dengan keyakinan bangsa Romawi setelahnya. Mitos ini berawal dari keyakinan bahwa kekuasaan para dewa ini yang berasal dari puncak Gunung Olympus. Dari Gunung Olympus inilah semua mitos tentang keyakinan Yunani bahwa Tuhan-tuhan mereka berasal dari Gunung ini. Sehingga Gunung Olympus ini menjadi salah satu pusat perhatian bagi bangsa Yunani Kuno. Banyak inspirasi terjadi berawal dari kisah-kisah mitologi Yunani di Gunung Olympus ini. Gunung Olympus yang memcapai ketinggian 2917 m ini adalah symbol bagi bangsa Yunani kuno yang mempengaruhi peradaban-peradaban besar sesudahnya yakni Romawi. Mitos-mitos yang muncul dari sini akhirnya terlahir manjadi keyakinan hidup yang dianut oleh bangsa Yunani hingga diturunkan kepada peradaban sesudahnya yakni Romawi serta bangsa-bangsa yang muncul belakangan seperti bangsa Lydia di Anatolia.



[1] People probably first entered the Greek heartland about 50,000 years ago in the Stone Age. They wandered in from southwest Asia and from Africa, hunting herds of game animals. About 10,000 years ago, people in the Middle East began farming the land, and knowledge of this new technology slowly spread with migrants into ancient Greece. By 7000 bc. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[2] Ancient Greece, civilization that thrived around the Mediterranean Sea from the 3rd millennium to the 1st century bc, known for advances in philosophy, architecture, drama, government, and science. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

Mereka juga membangun sebuah candi tempat pengagungan terhadap dewa Matahari (Apollo) yakni Kuil Apollo yang terletak di Didyma, Turki pada tahun 300 sebelum masehi.

Temple of Apollo at Didyma The Greeks built the Temple of Apollo at Didyma, Turkey (about 300 bc).[1]

Kuil Apollo ini menjadi tempat persembahan serta peribadatan bangsa-bangsa besar sesudahnya. Mitos Yunani manjadi sebuah ajaran yang dipegang erat oleh bangsa ini hingga melahirkan perkembangan filsafat-filsafat yang mulai mengarah kepada tata pemikiran yang lebih realistis. Gambar kuil tersebut dapat kita lihat seperti dibawah ini:

Jadi pada peta Yunani diatas telah memberi gambaran lagi bagi kita bahwa negeri Yunani yang dilalui oleh koordinat 410 yang memiliki hubungan yang kuat dengan pemikiran bahwa Matahari sebagai sebuah sembahan (tuhan) dan ternyata mereka memiliki sejarah yang berhubungan dengan mitos penyembahan Dewa Matahari tersebut. Hal ini kembali akan memberikan kepada kita keyakinan yang mendalam akan kebenaran pemberitaan Al Qur’anul Karim.



[1] Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.


Kerajaan Hittite Dalam Atlas Al Qur'an

Kerajaan Hittite

Kerajaan Hittite adalah sebuah kerajaan yang mendiami sebagian wilayah Negara Turki dan sebagian Syria[1]sekarang. Bangsa ini hidup dan berkembang pada abad ke-19 sebelum masehi.[2] Carchemish adalah salah satu kota terkenal di kerajaan Hittite yang terletak di sebelah tenggara Anatolia dan sebelah utara Syria. Sumber utama tentang negeri ini didapat dari catatan negeri Mesir pada generasi ke-19 Dinastinya, dan juga didapat dari catatan bible. Mitologi Kerajaan Hittite mengenal adanya bermacam-macam dewa, yang mereka istilahkan dengan “seribu dewa dari Hatti”.[3]Sementara mereka juga mengenal adanya dewi Matahari (Goddess Arinna),[4] sebagaimana pada peta negara Turki diatas sebagai bekas reruntuhan kerajaan Hittite, jelas juga dilalui oleh koordinat 410 yang menggambarkan tentang penjelasan surat Fushilat (41) ayat 37 diatas. Hal ini kembali memberi penjelasan bagi kita tentang kebenaran Al Qur’anul Karim. Dibawah ini dapat kita lihat peta daerah kekuasaan kerajaan Hittite yang lebih dahulu mendiami wilayah besar di daerah Turki sebelum Yunani dan Romawi serta Persia. Peta wilayah kekuasaan Kerajaan Hittite tersebut adalah sebagian wilayah Turki sekarang yakni di tanah Anatolia. Wilayah ini pada masa belakangan menjadi wilayah perebutan dari Imperium-imperium besar seperti Romawi dan Persia.



[1] Hittites (Hebrew Hittim), ancient people of Asia Minor and the Middle East, inhabiting the land of Hatti on the central plateau of what is now Anatolia, Turkey, and some areas of northern Syria. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[2] They invaded the region, which became known as Hatti, about 1900 bc. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[3] The Hittites worshiped a variety of gods. A recurrent phrase in state documents is an invocation to the “thousand gods of Hatti Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[4] The sun goddess of Arinna, a place near Hattusas, was particularly venerated by the Hittite kings. There were also numerous infernal gods and demons. Ancient Middle eastern religions. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

Imperium Romawi Dalam Atlas Al Qur'an

Imperium Romawi

Jika kita hendak membicarakan tentang Imperium Romawi kita tidak bisa lepas dari pengaruh yang sangat kuat pada penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan oleh Alexander The Great dari Macedonia, semenjak inilah dimulai peradaban Hellenistic[1] memasuki wilayah besar Asia. Hingga kekuasaan pertama Romawi muncul yang dipimpin oleh Gaius Julius Caesar sebagai salah satu pemimpin Romawi terbesar. Hingga Imperium ini berkembang sampai abad ke-masehi yang daerah kekuasaannya membentang dari britania Raya hingga ke Asia Minor dan pedalaman daerah bekas Imperium Persia. Peta daerah kekuasaan Imperium Romawi pada tahun 117[2] Masehi tersebut dapat kita lihat pada gambar berikut ini:



[1] Hellenistic Age (4th-1st century bc), period between the conquest of the Persian Empire by Alexander the Great and the establishment of Roman supremacy, in which Greek culture and learning were preeminent in the Mediterranean and the Middle East. It is called Hellenistic (Greek Hellas, “Greece”) to distinguish it from the Hellenic culture of classical Greece. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[2] Roman Empire, AD 117

In terms of the vastness of territory, Rome reached its zenith under the rule of Trajan. Trajan, an Antonine ruler, conquered Dacia (part of modern-day Romania and Hungary) and Arabia, and won several important victories in Parthia (Iran). Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

Imperium Romawi memiliki keyakinan tentang banyak dewa-dewa yang menjadi tuhan mereka yang diwarisi dari peradaban-peradaban yang telah lalu sebelumnya yakni, Imperium Persia dan Yunani Kuno. Nama-nama dewa tersebut beserta tugas-tugasnya. Di bawah ini kita dapat lihat perbadingan nama-nama dewa-dewa antara Romawi dan Yunani sebagai berikut :

Pada table diatas dapat kita lihat salah satunya adalah dewa Apollo yang merupakan Dewa Matahari. Sebagaimana Dewa Mithras pada peradaban Persia Dewa Apollo juga memiliki tugas dalam kesehatan dan jabatan, agak berbeda dengan Dewa Mithras pada peradaban Persia yang bertugas sebagai Penguasa Cahaya. Dalam Mitologi Yunani Dewa Apollo adalah anak dari Dewa Zeus dan Leto, yakni saudara perempuan Dewi Titan . Dia juga digelari “Delian” dari Delos yakni sebuah pulau tempat kelahirannya dan bergelar “Pytthian” karena dia pernah membunuh ular Python. Fungsi dari Dewa Matahari “Helios” (Yunani) ditransfer kepada Apollo dan identitasnya sebagai Phoebus. Tentang hal ini dapat kita lihat pada literature berikut ini:

Apollo (mythology), in Greek mythology, son of the god Zeus and Leto, daughter of a Titan. He also bore the epithets “Delian” from Delos, the island of his birth, and “Pythian,” from his killing of the Python, the fabled serpent that guarded a shrine on the slopes of Mount Parnassus. The functions of the Greek sun god Helios were transferred to Apollo, in his identity as Phoebus.[2]

Itulah sekelumit keyakinan yang dimiliki oleh peradaban Romawi yang telah berlangsung berabad-abad. Jika kita kembali mau melihat kenyataan yang tertera pada garis koordinat yang dilalui oleh sebagian besar wilayah Imperium Romawi kita akan melihat kenyataan bahwa wilayah tersebut juga dilalui oleh koordinat 410 sebagaimana juga ia melalui Negeri Jepang dan Imperium Persia. Masing-masing negeri ini ternyata memiliki keyakinan terhadap matahari sebagai sebuah sembahan yang harus mereka sembah.Sembahan kembali menunjukkan bahwa mereka melakukan penentangan terhadap para rasul yang diutus ke negeri mereka sehingga sebagian negeri tersebut dilanda azab yang besar dan pedih. Seperti peninggalan pada kota Petra[3] di Syria yang menjadi negeri yang ditinggalkan oleh penghuninya. Negeri ini bertahan dari tahun 400 sebelum masehi hingga abad ke-2 masehi dalam daerah kekuasaan Romawi. Hal ini kembali menunjukkan kepada kita kebenaran pemberitaan-pemberitaan kitab suci Al Qur’an yang kita yakini sebagai petunjuk bagi segala sesuatu.

Daerah kekuasaan Imperium Romawi ini adalah sebuah daerah yang sangat luas sekali. Meliputi Sentral Asia, Afrika serta Eropa. Dengan daerah seluas itu Imperium Romawi menjadikan daerahnya harus mengikuti keyakinan yang mereka anut. Jika mereka tidak mau maka mereka mendapati konsekuensi harus terancam oleh hukum Romawi atau harus melarikan diri keluar dari wilayah Romawi, hingga Nabi Allah Isa AS dilahirkan pada masa Raja Herod (37 BC-4 AD).[4] Lalu perkembangan agama yang dibawa oleh Nabi Isa AS berkembang pesat hingga Nabi Isa AS diangkat Allah SWT ke Langit dan dapatlah kita saksikan dalam fakta sejarah terhadap pelarian besar-besaran bangsa di Palestina yakni bangsa Ibrani dan Yahudi karena diancam oleh Imperium Romawi ketika itu untuk mematuhi mereka agar tidak menyembah Tuhan dan tidak menjadikan Nabi Allah Isa AS sebagai Nabi. Sekarang marilah kita lihat peta daerah yang menjadi bekas kekuasaan Imperium Romawi tersebut:



[1] Ancient Greek and Roman Gods, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[2] Apollo, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[3] Petra, Jordan

The ancient city of Petra, in southern Jordan, was an important trading center from late 400 bc to early ad 200. The Nabataeans, an Arab people, carved the city into rock 2,000 years ago. Shown here is the monastery.Encarta Encyclopedia Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

[4] After Herod’s reign, a series of Roman governors were installed. From ad 26 to 36 the governor was Pontius Pilate, who sentenced Jesus to be crucified for treason. The Jews revolted against increasingly oppressive Roman rule in ad 66, and they managed to hold on to Jerusalem in the face of siege until ad 70. In that year, the city was captured by Titus, son of the Roman emperor Vespasian, who destroyed the temple. The city suffered almost complete destruction during the rebellion (132-135) led by Simon Bar Kokhba, following which the Jews were banished from the city. Under the Roman emperor Hadrian, the city was rebuilt as a pagan city, and its name was changed to Aelia Capitolina. Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Itulah negeri-negeri yang dilalui oleh koordinat 410 yang terdiri dari Azarbaijan, Armenia, Turki, Yunani, Macedonia, Italia dan Spanyol. Seluruh daerah kekuasaan Romawi itu harus meyakini keyakinan bahwa Dewa Apollo adalah salah satu tuhan mereka yang harus di sembah. Hal ini bertepatan dengan Surat 41 ayat 37 diatas yang menerangkan bahwa tidak boleh kita menyembah matahari, bulan dan bintang tetapi sembahlah Allah yang telah menciptakannya. Garis koordinat ini memberikan kepada kita gambaran yang nyata tentang fakta-fakta tersebut serta mebuktikan kebenaran Al Qur’anul Karim yang tak terbantahkan.



Imperium Persia Dalam Atlas Al Qur'an

Imperium Persia

Imperium Persia berkembang semenjak 500 tahun Sebelum Masehii yang mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Cyrus The Great. Kekuasaannya membentang dari pegunungan Thian Shan hingga ke tepi laut Hitam dan Laut Tengah yang pada masa setelahnya menjadi daerah kekuasaan Imperium Romawi. Pada masa sebelumnya Persia adalah daerah kekuasaan Mesopotamia yang terbentang dari bagian timur Syria sekarang, daerah bagian tenggara Turki dan sebagian besar Iraq. Mesopotamia di aliri oleh dua buah sungai yang sangat besar yakni sungai Tigris dan sungai Euphrates. Seluruh bagian daerah kekuasaan Mesopotamia inilah yang akhirnya menjadi daerah kekuasaan Persia. Hal ini dapat kita lihat pada ungkapan literature berikut ini:

Mesopotamia and the Persian Empire

Mesopotamia, located in a region that included parts of what is now eastern Syria, southeastern Turkey, and most of Iraq, lay between two rivers, the Tigris and the Euphrates. The name Mesopotamia is a Greek word meaning “between the rivers.” Its oldest known communities date from 7000 bc. Several civilizations flourished in the region. In the 6th century bc it became part of the Persian Empire, the largest empire in the world up to that time.” [1]

Imperium Persia memiliki kepercayaan penyembahan dewa-dewa. Mereka meyakini bahwa dewa Mithras (dewa Matahari) yang memiliki kekuasaan terhadap cahaya, serta pada abad ke-1 sebelum masehi dewa ini diadopsii oleh imperium Romawi sebagai dewa Matahari juga seperti ungkapan berikut ini:

Mithras was the ancient Persian god of light and wisdom, and in the 1st century BC began to be adopted by the Romans as the sun god. Mithraism rapidly became one of the major religious cults of the Roman Empire.”[2]

Jika kita lihat dengan seksama wilayah yang menjadi daerah kekuasaan Imperium Persia tersebut kita akan menyaksikan kenyataan bahwa daerah tersebut juga dilalui oleh koordinat 410 yang menjadi indikasi kuat bahwa wilayah besar tersebut pernah berinteraksi dengan mitos bahwa Matahari itu adalah dewa (tuhan yang patut disembah). Karena sebahagian wilayah bekas-bekas Uni Sovyet itu dilalui juga oleh koordinat 410 . Ini adalah fakta yang jelas dan meyakinkan, akan kebenaran pemberitaan Al Qur’anul Karim. Negeri Persia merupakan juga sebuah negeri yang menjadikan api sebagai sembahan yang disebut juga sebagai agama Zoroaster. Hingga saat ini penganut ajaran Zoroaster ini masih eksis di Negara Iran. Sebagai salah satu keyakinan yang terdapat di Negara ini selain ajaran Syiah dan Sunni. Dalam literature Islam Zoroaster ini disebut sebagai agama majusi (Penyembah Api). Ajaran Zoroaster ini merupakan lanjutan dari keyakinan tentang adanya Dewa Matahari di tanah Persia yakni Dewa Mithras. Sifat api yang panas juga terilhami dari panas Matahari yang menjadi Dewa mereka. Untuk melihat luas wilayah kekuasaan Imperium Persia dapat kita lihat pada gambar berikut ini:



[1] Mesopotamia and the Persian Empire, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

[2] Ibid, Dalam sebuah ungkapan yang diucapkan oleh Rudyard Kipling (1865-1936) yang berbunyi:

Mithras, God of theMorning, our trumpets waken the Wall!

" Rome is above the Nations, but Thou art over all!" Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.

Imperium Persia adalah sebuah kerajaan yang memiliki daerah kekuasaan yang luas terutama pada masa abad ke-6 sebelum masehi. Kerajaan ini meluaskan daerah kekuasaannya hingga ke negeri-negeri bekas Uni Sovyet, yang dilalui oleh koordinat 410 diantaranya: Azerbaijan, Turkmenistan, Armenia dan Uzbekistan serta daerah yang menjadi Negara Turki sekarang. Dalam peta modern sekarang dapat kita saksikan wilayah yang menjadi bagian dari Imperium Persia sebagai berikut:

Daerah-daerah tersebut dilalui oleh koordinat 410. Daerah yang menjadi pusat Kekaisaran Persia adalah wilayah Iraq dan wilayah Iran sekarang ini Kedua bekas lokasi Imperium Persia ini telah dikenal semenjak zaman dahulu sebagai pusat beberapa kerajaan tertua di dunia seperti Babylonia (Mesopotamia). Di negeri Babylonia tersebutlah berasalnya Nabi Ibrahim AS beserta keluarganya yang ketika negeri tersebut masih diperintah oleh Raja Namrud, hingga masa belakangan nama dari Raja Namrud tersebut diabadikan sebagai nama sebuah kota di wilayah Asia Tengah (Sekarang Turki). Wilayah besar ini senantiasa menjadi ajang perebutan berbagai kekuatan baik dari wilayah Timur maupun dari wilayah Barat yakni pada masa-masa kejayaan Imperium Romawi di Barat dan Imperium Persia di Timur. Wilayah ini yang keduanya juga dilalui oleh koordinat 370 koordinat 410. Yang memiliki kesamaan serta keserasian dengan Matahari yakni pada wilayah ini terdapat keyakinan adanya Dewa Matahari serta disebut juga sebagai Negeri Matahari Terbit. Peta wilayah Imperium Persia yang sangat luas yang meliputi Asia Tengah, dapat kita saksikan seperti dalam peta berikut ini:

Sekarang marilah kita lihat lagi sebuah pusat kekuasaan wilayah Imperium Persia yakni wilayah Negara Iraq sekarang yang juga memiliki sejarah yang sangat panjang sekali di negeri inilah terdapat kota-kota besar bekas Imperium Persia yakni kota Ctesiphon atau pada masa belakangan wilayah ini disebut sebagai wilayah Bagdad pada Imperium Abbasiyah. Kota Ctesiphon ini pada masa belakangan diganti nama menjadi kota Madain yang merupakan salah satu kota penting bagi pemerintahan Islam yang menguasai wilayah Asia bagian Tengah tersebut. Wilayah besar Iraq sekarang ini adalah pusat pemerintahan Imperium Persia yang pada gerbang kotanya terdapatlah bangunan yang besar berbentuk gerbang kota yang berlapis-lapis. Hingga pada masa Khalifah Umar bin Khattab Gerbang kota sangat kuat tersebut dapatlah di tumbangkannya. Puing-puing bekas kota dengan gerbang yang berlapis-lapis tersebut dapatlah dilihat pada masa sekarang di wilayah Madain tersebut. Gambar gerbang kota yang hancur tersebut. Bekas reruntuhan kota tua Imperium Persia yang lain adalah Persepolis yang terletak di wilayah Negara Iran sekarang. Persepolis (dalam bahasa Yunani berarti “Kota dari Persia”), merupakan salah satu ibukota dari Persia di masa lalu, yang dibangun semasa Raja Darius I di akhir abad ke -6 Sebelum Masehi. Reruntuhan dari kota ini terletak 56 km (35 mil) di bagian northeast dari kota Shiraz, Iran yang dapat kita lihat dalam gambar berikut ini:

Persepolis (Greek, “City of the Persians”), one of the ancient capitals of Persia, established by Darius I in the late 6th century bc. Its ruins lie 56 km (35 mi) northeast of Shīrāz, Iran.”[1]



[1] Persepolis, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation. All rights reserved.

Wilayah Iran yang luas tersebut juga termasuk kedalam wilayah Imperium Persia yang dipengaruhi oleh peradaban Persia dengan mitologi penyembahan dewa Mithras, sebagai dewa Matahari.