Imperium Romawi
Jika kita hendak membicarakan tentang Imperium Romawi kita tidak bisa lepas dari pengaruh yang sangat kuat pada penaklukkan-penaklukkan yang dilakukan oleh Alexander The Great dari
[1] Hellenistic Age (4th-1st century bc), period between the conquest of the
[2]
In terms of the vastness of territory,
Imperium Romawi memiliki keyakinan tentang banyak dewa-dewa yang menjadi tuhan mereka yang diwarisi dari peradaban-peradaban yang telah lalu sebelumnya yakni, Imperium
Pada table diatas dapat kita lihat salah satunya adalah dewa Apollo yang merupakan Dewa Matahari. Sebagaimana Dewa Mithras pada peradaban Persia Dewa Apollo juga memiliki tugas dalam kesehatan dan jabatan, agak berbeda dengan Dewa Mithras pada peradaban Persia yang bertugas sebagai Penguasa Cahaya. Dalam Mitologi Yunani Dewa Apollo adalah anak dari Dewa Zeus dan Leto, yakni saudara perempuan Dewi Titan . Dia juga digelari “Delian” dari
Apollo (mythology), in Greek mythology, son of the god Zeus and Leto, daughter of a Titan. He also bore the epithets “Delian” from
Itulah sekelumit keyakinan yang dimiliki oleh peradaban Romawi yang telah berlangsung berabad-abad. Jika kita kembali mau melihat kenyataan yang tertera pada garis koordinat yang dilalui oleh sebagian besar wilayah Imperium Romawi kita akan melihat kenyataan bahwa wilayah tersebut juga dilalui oleh koordinat 410 sebagaimana juga ia melalui Negeri Jepang dan Imperium Persia. Masing-masing negeri ini ternyata memiliki keyakinan terhadap matahari sebagai sebuah sembahan yang harus mereka sembah.Sembahan kembali menunjukkan bahwa mereka melakukan penentangan terhadap para rasul yang diutus ke negeri mereka sehingga sebagian negeri tersebut dilanda azab yang besar dan pedih. Seperti peninggalan pada kota Petra[3] di Syria yang menjadi negeri yang ditinggalkan oleh penghuninya. Negeri ini bertahan dari tahun 400 sebelum masehi hingga abad ke-2 masehi dalam daerah kekuasaan Romawi. Hal ini kembali menunjukkan kepada kita kebenaran pemberitaan-pemberitaan kitab suci Al Qur’an yang kita yakini sebagai petunjuk bagi segala sesuatu.
Daerah kekuasaan Imperium Romawi ini adalah sebuah daerah yang sangat luas sekali. Meliputi Sentral Asia, Afrika serta Eropa. Dengan daerah seluas itu Imperium Romawi menjadikan daerahnya harus mengikuti keyakinan yang mereka anut. Jika mereka tidak mau maka mereka mendapati konsekuensi harus terancam oleh hukum Romawi atau harus melarikan diri keluar dari wilayah Romawi, hingga Nabi Allah Isa AS dilahirkan pada masa Raja Herod (37 BC-4 AD).[4] Lalu perkembangan agama yang dibawa oleh Nabi Isa AS berkembang pesat hingga Nabi Isa AS diangkat Allah SWT ke Langit dan dapatlah kita saksikan dalam fakta sejarah terhadap pelarian besar-besaran bangsa di Palestina yakni bangsa Ibrani dan Yahudi karena diancam oleh Imperium Romawi ketika itu untuk mematuhi mereka agar tidak menyembah Tuhan dan tidak menjadikan Nabi Allah Isa AS sebagai Nabi. Sekarang marilah kita lihat peta daerah yang menjadi bekas kekuasaan Imperium Romawi tersebut:
[1] Ancient Greek and Roman Gods, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.
[2] Apollo, Microsoft ® Encarta ® Reference Library 2005. © 1993-2004 Microsoft Corporation.
[3]
The ancient city of
[4] After Herod’s reign, a series of Roman governors were installed. From ad 26 to 36 the governor was Pontius Pilate, who sentenced Jesus to be crucified for treason. The Jews revolted against increasingly oppressive Roman rule in ad 66, and they managed to hold on to
Itulah negeri-negeri yang dilalui oleh koordinat 410 yang terdiri dari Azarbaijan, Armenia, Turki, Yunani, Macedonia, Italia dan Spanyol. Seluruh daerah kekuasaan Romawi itu harus meyakini keyakinan bahwa Dewa Apollo adalah salah satu tuhan mereka yang harus di sembah. Hal ini bertepatan dengan Surat 41 ayat 37 diatas yang menerangkan bahwa tidak boleh kita menyembah matahari, bulan dan bintang tetapi sembahlah Allah yang telah menciptakannya. Garis koordinat ini memberikan kepada kita gambaran yang nyata tentang fakta-fakta tersebut serta mebuktikan kebenaran Al Qur’anul Karim yang tak terbantahkan.
No comments:
Post a Comment